Paham Keagamaan


Nahdlatul Ulama (NU) menganut paham Ahlussunah Wal Jama'ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya Al-Qur'an, Sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu, seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi. Kemudian dalam bidang fikih mengikuti empat madzhab; Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali. Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.   Gagasan kembali ke khittah pada tahun 1984, merupakan momentum penting untuk menafsirkan kembali ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah, serta merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang fikih maupun sosial. Serta merumuskan kembali hubungan NU dengan negara. Gerakan tersebut berhasil membangkitkan kembali gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam NU.

Kasatkorcab Kabupaten Banyumas

Kasatkorcab Kabupaten Banyumas
Andry Widyanto

Kasatkoryon Kecematan Wangon

Kasatkoryon Kecematan Wangon
Yanu Rudianto

Ketua Umum PP GP Ansor

Ketua Umum PP GP Ansor
Yaqut Cholil Qoumas

Ketua PAC GP Ansor Wangon

Ketua PAC GP Ansor Wangon
Saiful Hamdi S.pd., M.pd

Ketua PC GP Ansor Banyumas

Ketua PC GP Ansor Banyumas
Ahmad Zainudin Masdar