Banser


Latar belakang berdirinya Banser NU
    Banser yang menjadi bagian dari organisasi Nahdlatul Ulama

Mulai berdiri pada 1924, Banser NU didirikan oleh K.H Abdul Wahab Hasbullah dan dipimpin oleh Abdullah Ubaid. Dilansir dari video.tempo.co, organisasi ini menitikberatkan pada aspek pembelaan tanah air secara menyeluruh. latar belakangnya bermula dari munculnya ANO (Anshoru Nahdlatul Oelama) pada 24 April 1934. Melalui serangkaian pertemuan seperti kongres I (1936), kongres II (1937), dan kongres III (1938), ANO mengeluarkan keputusan dengan mengadakan Barisan berseragam yang diberi nama Banoe (Barisan Nahdlatul Oelama). Seiring berjalannya waktu, ANO berubah menjadi Gerakan Pemuda Anshor (GP Anshor) dan Banoe menjadi Barisan Anshor Serbaguna (Banser).

Menjadi organisasi yang bersifat keagamaan 
Dalam praktiknya, Banser telah menjelma menjadi organisasi massa dengan basis yang kuat. Kelompok ini berfokus pada aspek kebangsaan dan bela tanah air, di mana mereka menjunjung nilai-nilai ideologi pancasila yang menjadi dasar Indonesia. Tak heran jika mereka kerap menjadi yang terdepan untuk membentengi masyarakat dari pemahaman-pemahaman yang menyimpang dari nilai-nilai Islam maupun wawasan kebangsaan.

Miliki satuan khusus dengan tugas dan fungsi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Layaknya sebuah organisasi, Banser juga memiliki satuan khusus dengan funngsinya masing-masing. Dilansir dari nu.or.id, mereka adalah Detasemen Khusus 99 Asmaul Husana (Densus 99), Satuan Banser Tanggap Bencana (Bagana), Satuan Khusus Barisan Ansor Serbaguna Penanggulangan Kebakaran (Balakar), Satuan Khusus Banser Lalu Lintas (Balantas), Barisan Ansor Serbaguna Husada (Basada), Barisan Ansor Serbaguna Protokoler (Banser Protokoler), Barisan Ansor Serbaguna Maritim (Baritim)
Berseragam layaknya anggota militer
Selain simbol-simbol milik organisasi, Banser NU juga dilengkapi dengan seragam loreng layaknya seorang tentara di kemiliteran. Saat diturunkan pada acara-acara tertentu seperti acara keagamaan, menjaga tempat-tempat tertentu dan sebagainya, terlihat para anggota Banser memakai seragam dan baret yang identik anggota TNI maupun kepolisian

Berlatih dasar-dasar kemiliteran
Sebagai upaya untuk membina mental dan fisik, para anggota Banser juga melatih diri menggunakan dasar-dasar militer. Tak hanya itu, mereka juga memiliki upacara pembaretan yang harus ditempuh dengan cara mengatasi setiap ujian dan rintangan yang ada. Dilansir dari nu.or.id, hal tersebut terdapat pada Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar), di mana salah satu syarat kelulusan ujiannya adalah harus melakukan Charaka Malam. Setelah lulusm barulah para anggota Banser berhak menerima baret.
Meski beberapa aksinya kerap menuai kontroversi, keberadaan Banser sedikit banyak telah mewarnai perjuangan bangsa Indonesia sejak pertama kali didirikan. Tak hanya membantu menjaga ketertiban dan rasa aman di masyarakat, organisasi milik NU itu juga menjadi garda terdepan sebagai pembela ideologi Pancasila di NKRI



Kasatkorcab Kabupaten Banyumas

Kasatkorcab Kabupaten Banyumas
Andry Widyanto

Kasatkoryon Kecematan Wangon

Kasatkoryon Kecematan Wangon
Yanu Rudianto

Ketua Umum PP GP Ansor

Ketua Umum PP GP Ansor
Yaqut Cholil Qoumas

Ketua PAC GP Ansor Wangon

Ketua PAC GP Ansor Wangon
Saiful Hamdi S.pd., M.pd

Ketua PC GP Ansor Banyumas

Ketua PC GP Ansor Banyumas
Ahmad Zainudin Masdar