• ASWAJA Aqidah Kita.

  • PAC GP Ansor Wangon.

  • Satkoryon Wangon.

  • NKRI Harga Mati.

  • PANCASILA Jaya.

  • HARLA GP Ansor ke 86.

  • Selamat Menunaikan Ibadah Puasa.

Menetapkan awal puasa atau 1 Ramadhan 1441 Hijriah


Pemerintah Tetapkan 1 Ramadhan 1441 H Jatuh pada Jumat 24 April 2020
ilustrasi ramadhan
Pemerintah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadhan 1441 Hijriah jatuh pada Jumat, 24 April 2020. Ketetapan itu berdasarkan hasil sidang isbat yang dihadiri sejumlah ormas Islam hingga ahli astronomi.
Sidang isbat digelar di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (23/4/2020). Sidang isbat kali ini dihadiri terbatas secara fisik, mengingat masih dalam masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) terkait Corona. Sedangkan undangan lainnya mengikuti sidang isbat secara online.
Sidang isbat dipimpin langsung Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi. Selain itu, hadir pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Komisi VIII DPR, ormas Islam, hingga ahli astronomi.









Share:

Ansor Banser Wangon Berbagi





Ahad (19/04), Gerakan Pemuda Ansor kecamatan Wangon melaksanakan kegiatan bagi-bagi masker.
Dalam hal ini anggota Ansor yang tergabung dalam kesatuan Banser dan Rijalul Ansor yang berjumlah sekitar 70 personil turun ke jalan raya untuk membagikan masker.

Tujuan pembagian masker gratis ini tidak lain sebagai bentuk peduli Gerakan Pemuda Ansor, Banser dan Rijalul Ansor Wangon terhadap pencegahan covid 19 yang sedang melanda duania ini.
Bagi-bagi Masker Klik disini !

Selasa (21/04), Gerakan Pemuda Ansor kecamatan Wangon juga melaksanakan kegiatan bagi-bagi Sembako. Tujuan pembagian sembako gratis ini tidak lain sebagai bentuk kepedulian Gerakan Pemuda Ansor dan Banser juga Rijalul Ansor Wangon terhadap pencegahan covid 19 yang sedang melanda duania ini, khususnya di kecamatan Wangon Banyumas.
Bagi-bagi Sembako Klik disini !

Share:

Kartu Pra Kerja


Dikritik, Penetapan Platform Digital Mitra Kartu Prakerja oleh Pemerintah
Jumat 17 April 2020 14:45 WIB



Perkumpulan Pengusaha dan Profesional Nahdliyin (P2N) menilai pemerintah tidak transparan dalam proses penetapan delapan platform digital atau perusahaan rintisan (start-up) yang menjadi mitra resmi program Kartu Prakerja. 

“Proses penetapan platform digital sebagai mitra resmi program Kartu Prakerja tidak transparan. Kaidah keterukuran mereka terpilih prosesnya seperti apa,” kata Sekretaris Jenderal P2N, Chaerul Saleh Rasyid kepada NU Online, Jumat (17/4) melalui sambungan telepon. 

Ia menyatakan bahwa penetapan mitra program Kartu Prakerja sarat intervensi pemerintah. Pasalnya salah satu yang menjadi mitranya adalah aplikasi Ruang Guru. 

Sementara Ruang Guru merupakan platform digital yang dimiliki Staf Khusus Presiden Jokowi, Belva Devara. Selain itu, sambungnya, Kartu Prakerja dikelola oleh Project Management Office (PMO) yang berisi orang-orang di lingkungan istana. 

“Yang menyolok itu, salah satu yang ditetapkan adalah Ruang Guru yang menggunakan posisinya sebagai stafsus presiden. Dengan kehadiran stafsus presiden ini kan itu juga dalam pandangan saya intervensi kepentingannya. Itu gak elok, apalagi ini proses rekrutmennya tidak terbuka untuk umum, tapi langsung ditetapkan menjadi delapan platform digital mitra,” terangnya. 

Ia pun menyarankan pemerintah supaya platform yang menjadi mitra program Kartu Prakerja ditinjau ulang dan rekrutmen dilakukan secara terbuka. Baginya, masyarakat harus mengetahui proses rekrutmennya. 

“Saya mengusulkan agar platform digital yang sudah ditetapkan supaya ditinjau kembali dengan kriteria terbuka. Publik juga harus membaca karena ini anggaran untuk rakyat,” ucapnya. 

Sebelumnya, pemerintah menetapkan delapan perusahaan rinitisan sebagai mitra resmi program Kartu Prakerja. Kedelapan mitra itu ialah Tokopedia, Ruang Guru, Mau Belajar Apa, Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, Sisnaker, dan Pijar Mahir. Masyarakat yang nantinya ingin mengikuti pelatihan bisa memilih pada salah satu platform digital tersebut. 

Pemerintah menggelontorkan anggaran Kartu Prakerja sebanyak 20 triliun untuk 5,6 juta orang, khususnya untuk pekerja yang menjadi korban PHK atau dirumahkan perusahaan sebagai akibat wabah Covid-19. 

Setiap peserta yang memiliki Kartu Prakerja akan mendapatkan manfaat senilai Rp3.550.00 dengan rincian untuk bantuan biaya pelatihan Rp1.000.000, penuntasan pelatihan Rp600.000 per bulan selama empat bulan, dan Rp150.000 untuk survei kebekerjaan.(dari  beberapa sumber)

Share:

Melihat Corona dari Perspektif Aqidah dan Fiqih


Segala tindakan yang mendatangkan potensi bahaya, secara fiqih tergolong sebagai tindakan yang haram, meskipun berdasarkan pada aqidah yang benar.

Di tengah merebaknya virus Corona di dunia saat ini, selalu saja ada dua golongan yang ekstrem dalam bersikap. Salah satu pihak berlebihan dalam dalam mengantisipasi sehingga menimbulkan kepanikan, pihak lainnya berlebihan dalam meremehkannya hingga menimbulkan bahaya bagi yang lain. Terkait kepanikan, ini akan menimbulkan kerugian besar sehingga layak dihindari. Tapi terkait tindakan meremehkan, maka bukan hanya potensi kerugian yang datang melainkan potensi kematian, bagi diri sendiri atau orang lain. Karena itulah maka seharusnya kewaspadaan perlu diutamakan.


Namun demikian, beberapa orang menunjukkan keberanian di muka publik bahwa mereka tak takut virus apa pun sebab yang ditakuti hanyalah Allah. Dari segi aqidah, pernyataan itu benar sebab tak ada yang dapat menyebabkan orang menjadi sakit kecuali Allah. Dari sudut pandang aqidah inilah Rasulullah bersabda:

                 أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا عَدْوَى وَلَا صَفَرَ وَلَا هَامَةَ فَقَالَ أَعْرَابِيٌّ يَا
                رَسُولَ اللهِ فَمَا بَالُ إِبِلِي تَكُونُ فِي الرَّمْلِ كَأَنَّهَا الظِّبَاءُ فَيَأْتِي الْبَعِيرُ الْأَجْرَبُ فَيَدْخُلُ بَيْنَهَا فَيُجْرِبُهَا فَقَالَ فَمَنْ أَعْدَى الْأَوَّلَ

"Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tidak ada 'adwa (meyakini bahwa penyakit tersebar dengan sendirinya, bukan karena takdir Allah), dan tidak ada shafar (menjadikan bulan Shafar sebagai bulan haram atau keramat) dan tidak pula hammah (rengkarnasi atau ruh seseorang yang sudah meninggal menitis pada hewan).' Lalu seorang Arab Badui berkata; "Wahai Rasulullah, lalu bagaimana dengan unta yang ada di pasir, seakan-akan (bersih) bagaikan gerombolan kijang kemudian datang padanya unta berkudis dan bercampur baur dengannya sehingga ia menularinya?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Siapakah yang menulari yang pertama'." (HR. al-Bukhari).

Secara aqidah, memang harus diyakini bahwa hanya Allah yang menentukan sakit tidaknya seseorang, seperti di hadits di atas. Pengamalan hadits itu adalah jangan sampai diyakini ada suatu penyakit atau wabah yang muncul di luar kehendak dan kontrol Allah.

 Tetapi aqidah bukanlah satu-satunya persoalan. Masih ada urusan fiqih yang perlu diperhatikan. Dalam ranah fiqih, perlu diperhatikan usaha aa saja yang berdampak positif dan negatif. Usaha yang berdampak positif perlu dilakukan dan yang sebaliknya perlu ditinggalkan. Ini adalah kaidah universal yang harus jadi pedoman umum, termasuk dalam hal menyikapi virus corona ini

Usaha positif yang diajarkan oleh Rasulullah dalam menangkal penyebaran wabah antara lain

1. Menjaga higienitas makanan 

Memastikan makanan dan minuman selalu dalam kondisi higienis adalah langkah antisipasi yang penting untuk menangkal penyakit atau wabah. Ini adalah langkah yang seyogianya dilakukan setiap Muslim setiap harinya. Rasulullah menginstruksikan:

             عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ غَطُّوا الْإِنَاءَ وَأَوْكُوا السِّقَاءَ فَإِنَّ فِي السَّنَةِ لَيْلَةً يَنْزِلُ
                                               فِيهَا وَبَاءٌ لَا يَمُرُّ بِإِنَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ غِطَاءٌ أَوْ سِقَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ وِكَاءٌ إِلَّا نَزَلَ فِيهِ مِنْ ذَلِكَ الْوَبَاءِ

"Dari Jabir bin 'Abdullah ia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tutuplah bejana-bejana, dan ikatlah tempat-tempat minuman, karena di suatu malam pada setiap tahunnya akan ada wabah penyakit (berbahaya) yang akan jatuh ke dalam bejana dan ke tempat-tempat air yang tidak tertutup" (HR. Muslim).


2. Mengisolasi area wabah

Apabila wabah sudah menyebar di suatu tempat, maka isolasi adalah langkah yang diajarkan oleh Rasulullah. Beliau bersabda:

                                                         إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلَا تَدْخُلُوهَا وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا مِنْهَا


"Apabila kalian mendengar wabah lepra di suatu negeri, maka janganlah kalian masuk ke dalamnya, namun jika ia menjangkiti suatu negeri, sementara kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri tersebut" (HR. al-Bukhari).

Wabah lepra dalam hadis tersebut hanyalah sekedar contoh sebab di masa lalu, wabah yang populer dan memakan banyak korban jiwa adalah lepra. Sedangkan hukum isolasi itu sendiri berlaku bagi semua wabah, termasuk Corona. Isolasi ini dapat mencegah penyebaran wabah ke daerah lebih luas, namun di satu sisi akan menyebabkan orang yang berada di daerah wabah akan ikut terdampak wabah juga. Dalam hal ini kemudian Rasulullah bersabda bahwa wabah tersebut akan menjadi siksaan bagi orang yang tidak beriman tetapi akan menjadi rahmat Allah bagi mereka yang beriman, bahkan Muslim yang terkena wabah dan bersabar akan mendapatkan pahala mati syahid.

                  عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الطَّاعُونِ
          فَأَخْبَرَنِي أَنَّهُ عَذَابٌ يَبْعَثُهُ اللهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ وَأَنَّ اللهَ جَعَلَهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ لَيْسَ مِنْ أَحَدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ فَيَمْكُثُ فِي بَلَدِهِ صَابِرًا
                                                                      مُحْتَسِبًا يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيبُهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ شَهِيدٍ


"Dari 'Aisyah radliallahu 'anhu, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang masalah tha'un lalu beliau mengabarkan aku bahwa tha'un (penyakit sampar, pes, lepra) adalah sejenis siksa yang Allah kirim kepada siapa yang Dia kehendaki dan sesungguhnya Allah menjadikan hal itu sebagai rahmat bagi kaum Muslimin dan tidak ada seorangpun yang menderita tha'un lalu dia bertahan di tempat tinggalnya dengan sabar dan mengharapkan pahala dan mengetahui bahwa dia tidak terkena musibah melainkan karena Allah telah menakdirkannya kepadanya, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mati syahid" (HR. al-Bukhari).

Dengan demikian, sangat tidak tepat apabila ada seorang Muslim yang meremehkan peredaran wabah atau justru melakukan hal-hal yang bertentangan dengan instruksi Rasulullah di atas, misalnya dengan menampakkan keberanian menolak tindakan isolasi wabah. Tindakan ini pada hakikatnya bukan keberanian tetapi kecerobohan yang menyebabkan bahaya bagi orang lain. Segala tindakan yang mendatangkan potensi bahaya, secara fiqih tergolong sebagai tindakan yang haram, meskipun berdasarkan pada aqidah yang benar.

Demikian pula Nabi Muhammad, meskipun beliau mengajarkan bahwa tak ada penyakit yang dapat menular dengan sendirinya tanpa kontrol dari Allah, namun di waktu yang sama beliau juga menginstruksikan agar yang sakit tidak bercampur baur dengan yang sehat supaya tak terjadi penularan. Beliau bersabda:

                  قَالَ أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تُورِدُوا الْمُمْرِضَ عَلَى الْمُصِحِّ

"Abu Salamah bin Abdurrahman berkata; saya mendengar Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Janganlah kalian mencampurkan antara yang sakit dengan yang sehat" (HR. al-Bukhari).

Taat pada instruksi Rasulullah di atas bukan berarti takut pada selain Allah, melainkan justru wujud pemahaman agama yang baik serta ikhtiar yang nyata untuk berbuat baik pada sesama. 

 Wallahu a'lam.

Ustadz Abdul Wahab Ahmad, peneliti bidang aqidah di Aswaja NU Center Jawa Timur dan Wakil Sekretaris PCNU Jember.

Baca juga ! Hal-hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Virus Corona

Share:

GP Ansor PAC Wangon bersilaturahmi ke forkompimcam

Ansor Banser Kecamatan Wangon
siap bersaing kordinasi dan berbagai sinergi dengan forkompimcam







Share:

Peresmian Mushalah Al-Kautsar

Peringatan ISRA MI’RAJ Nabi Muhammad SAW
&
Peresmian Mushalah Al-Kautsar
di Karang Tengah - Wangon









Share:

Kumpulan rutinan tiap malam tanggal 15, Perdana di Satkorkel Windunegara

Setiap bulan di minggu ke2, malam Tanggal 15 diadakan pertemuan 
Ansor Banser se Kecamatan Wangon rutin bergantian di Satkorkel.....
Galeri Photo KLIEK DISINI !


Share:

Rapat Kerja PAC Wangon

Rapat Kerja PAC GP.Ansor Kecamatan Wangon.
Yang dihadiri oleh:
- Dewan Penasehat GP.Ansor Kecamatan Wangon
- Seluruh Pengurus Harian GP.Ansor Kecamatan Wangon
- Seluruh Ketua Ranting GP.Ansor Kecamatan Wangon
- Seluruh Kasatkorkel Banser Sesatkoryon Wangon
- Seluruh Ketua Ranting Rijalul Ansor SePAC Wangon
Yang bertempat di SMP Diponogoro 5 Wangon
.Pada Malam Jum'at pukul 20:00 malam Tanggal 13 Maret 2020










Share:

Sejarah NU


Kalangan pesantren gigih melawan kolonialisme dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti Nahdlatut Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada tahun 1916. Kemudian tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Selanjutnya didirikanlah Nahdlatut Tujjar, (Pergerakan Kaum Sudagar) yang dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagi kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.  

Sementara itu, keterbelakangan, baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan Kebangkitan Nasional. Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana--setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain, sebagai jawabannya,  muncullah berbagai organisai pendidikan dan pembebasan.  

Ketika Raja Ibnu Saud hendak menerapkan asas tunggal yakni mazhab wahabi di Mekah, serta hendak menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam maupun pra-Islam, yang selama ini banyak diziarahi karena dianggap bi'dah. Gagasan kaum wahabi tersebut mendapat sambutan hangat dari kaum modernis di Indonesia, baik kalangan Muhammadiyah di bawah pimpinan Ahmad Dahlan, maupun PSII di bahwah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Sebaliknya, kalangan pesantren yang selama ini membela keberagaman, menolak pembatasan bermadzhab dan penghancuran warisan peradaban tersebut.  

Sikapnya yang berbeda, kalangan pesantren dikeluarkan dari anggota Kongres Al Islam di Yogyakarta 1925, akibatnya kalangan pesantren juga tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Mu'tamar 'Alam Islami (Kongres Islam Internasional) di Mekah yang akan mengesahkan keputusan tersebut.  

Didorong oleh minatnya yang gigih untuk menciptakan kebebsan bermadzhab serta peduli terhadap pelestarian warisan peradaban, maka kalangan pesantren terpaksa membuat delegasi sendiri yang dinamai dengan Komite Hejaz, yang diketuai oleh KH. Wahab Hasbullah.  

Atas desakan kalangan pesantren yang terhimpun dalam Komite Hejaz, dan tantangan dari segala penjuru umat Islam di dunia, Raja Ibnu Saud mengurungkan niatnya. Hasilnya hingga saat ini di Mekah bebas dilaksanakan ibadah sesuai dengan madzhab mereka masing-masing. Itulah peran internasional kalangan pesantren pertama, yang berhasil memperjuangkan kebebasan bermadzhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah serta peradaban yang sangat berharga.  

Berangkat dari komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kiai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari sebagi Rais Akbar.  

Untuk menegaskan prisip dasar orgasnisai ini, maka KH. Hasyim Asy'ari merumuskan Kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam Khittah NU , yang dijadikan dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.

Share:

Innalillahi, Kasatkornas Banser Alfa Isnaeni Tutup Usia



Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Kabar duka datang dari keluarga besar Gerakan Pemuda Ansor. Kepala Satuan Koordinasi  Nasional Barisan Ansor Serbaguna (Banser) H Alfa Isnaeni meninggal dunia, Rabu (11/3).    

Sekjen GP Ansor, Adul Abdur Rochman mengabarkan almarhum meninggal pukul 11.19 WIB di RS Kramat Jakarta. Almarhum meninggal diduga karena penyakit serangan jantung dalam usia 50 tahun.   

Ketum GP Ansor, Yahya Cholil Qoumas melalui media sosial Facebook menuliskan ajakan untuk mendoakan dan memberikan hadiah Fatihah untuk almarhum.   

"Innalillahi wa inna ilaihi roji’uun.. Sahabat Alfa Isnaeni, Komandan Satkornas Banser mendahului kita semua menghadap Gusti Allah. Mohon dimaafkan segala kekhilafannya dan mohon didoakan serta berkenan memberikan hadiah fatihah untuk almarhum," tulis pria yang akrab disapa Gus Yaqut ini.   

Gus Yaqut juga menilai bahwa almarhum adalah kader baik, terbaik, dan orang baik. "Husnul khatimah, Ndan.. Alfaatihah..." pungkas Gus Yaqut.   

Dalam Peraturan Organisasi (PO) Pasal 23, Banser disebut sebagai organisasi yang bersifat keagamaan, kemanusiaan, sosial kemasyarakatan, dan bela negara. Untuk melaksanakan itu, Banser telah memiliki beberapa satuan khusus, di antaranya Densus 99 Asmaul Husna, Banser Tanggap Bencana (Bagana), Banser Relawan Kebakaran (Balakar), Banser Relawan Lalulintas (Balantas), Banser Kesehatan (Banser Husada), Banser Maritim (Baritim), dan Banser Protokoler. 

Sebagai Karsatkornas Banser, Alfa Isnaeni mengomandoi satuan Banser di seluruh tingkatan. Ia juga tercatat pernah mengemban amanah sebagai ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Timur hasil pemilihan dalam Konferwil GP Ansor Jawa Timur yang diselenggarakan di Aula Al-Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo Kediri pada November 2009.
Share:

MAKRAB



Untuk melihat Galeri Makrab KLIEK DISINI !


Share:

Kasatkorcab Kabupaten Banyumas

Kasatkorcab Kabupaten Banyumas
Andry Widyanto

Kasatkoryon Kecematan Wangon

Kasatkoryon Kecematan Wangon
Yanu Rudianto

Ketua Umum PP GP Ansor

Ketua Umum PP GP Ansor
Yaqut Cholil Qoumas

Ketua PAC GP Ansor Wangon

Ketua PAC GP Ansor Wangon
Saiful Hamdi S.pd., M.pd

Ketua PC GP Ansor Banyumas

Ketua PC GP Ansor Banyumas
Ahmad Zainudin Masdar